Cerita Sejarah Dayak Lawangan Part IV “SEJARAH KEPERCAYAAN KEHARINGAN LUANGAN”

AAA – Berikut adalah cerita sejarah Dayak Lawangan, cerita ini bersumber dari artikel salah satu blog, yaitu Bahasa Maanyan, cerita ini merupakan bagian keempat

Dalam artikel tersebut berjudul :
SEJARAH KEPERCAYAAN KEHARINGAN LUANGAN

Sejarah Daerah REGAN TATAU MENTELEDOK LOYANG DANUM

Daerah ini terdapat perantaraan KEPALA SUNGAI TALAKE, anak sungai PASIR dan dekat kepala sungai TOYEP anak sungai TABALONG KIWA, serta PEDUSUNAN ini boleh yang terbesar pada jamannya, sebelum adanya RAJA. 

Dikarenakan tempatnya sangat luas maka dengan sendirinya penduduknya menjadi banyak, serta adat dan kepercayaan bercorak ragam, sesuai kepercayaan masing-masing. 

Dengan adanya adat/kepercayaan ini bagi pihak SUKU KEHARINGAN LUANGAN . Masing-masing dipegang oleh : 
a.    Adat Istiadat, awalnya dipegang oleh SERUNAI SOONG BUEN (seorang laki-laki) lalu diteruskan oleh KAKAH MANGBULU 
b.    Kepercayaan Tuyo Amal, dipegang oleh PUTI SONGKONG(DATU PUTI SONGKONG) yang bergelar APAR BULAU ULING LANGIT

Kepercayaan ini tetap dijalankan sesuai dengan perintah dari LEWIN LANGIT semenjak mereka berpisah dengan LEWIN TANA.

Semenjak adanya Pedusunan REGAN TATAU inilah maka timbul HUKUM , ADAT dan AMAL KEPERCAYAAN yang dibentuk dan diterapkan untuk mengurus segala Hukum dan Adat.

Diangkatlah Mantir-Mantir (Penghulu) untuk meneliti dan memperhatikan keadaan di dalam
kampungnya supaya menangani :

a. Soal adat dan hukum perihal Perkawinan 
b. Soal adat dan hukum perihal Belian-Belian
c. Soal adat dan hukum perihal Kematian

Turunan sejarah
Belian Bawo terdapat dari, yang diteruskan oleh laki-laki yakni dari nama NALAU
bergelar MA SUMPING NGOYAU BAWO sedangkan belian perempuan SENSI NE SENSAN.
Diteruskan oleh muridnya bernama TOJE TAMUN TELEW.

Kepercayaan Hindu Keharingan Luangan dibawakan oleh DATU SONGKONG yang bergelar APAR BULAU ULING LANGIT. Sesuai dengan perintah LEWIN LANGIT sejak perpisahan mereka setelah terjadinya langit dan bumi, semenjak itu  DATU PUTI SONGKONG meneruskan ajaran-ajaran kepercayaan Hindu Keharingan Luangan dan selanjutnya ajaran kepercayaan ini diteruskan oleh AYUS, INTONG dan TIA PELULE.

Memperhatikan bahwa pedusunan REGAN TATAU telah maju lalu mereka membawa ajaran dan kepercayaannya ke daerah KAYUNTANGI oleh AYUS, INTONG dan TIA PELULE beserta rombongannya. Kemudian mereka mengadakan pembangunan dan langgar  amalnya.TIA PELULE meneruskan perjalanannya.

Kemudian KAKAH UKOP menyusul mereka dari daerah REGAN TATAU, dan terus bertempat tinggal ke daerah PASIR KENILO wilayah Kalimantan Timur, dan dari situlah  dia ingin mencari dimana letak sebenarnya pinggir dunia, maka berangkatlah dengan memakai WETA atau BENAWA LAYAR.

Selama melakukan perjalanan, sering mengalami masalah yakni telah delapan kali mengganti dan memotong tiang layarnya. Makin jauh perjalanan makin sempit jarak antara langit dan permukaan air laut, ternyata sampailah Kakah Ukop pada suatu daratan dimana terlihat olehnya jejeran Tihang Langit dan melintanglah Pinggir Dunia. Dalam bahasa Luangan : PALIT JEREJEK LANGIT-PETENG BENTURAN TANA.

Kakah Ukop dalam perjalanannya ditemani oleh saudara kandungnya yakni adiknya. Karena kuasa Sang Kuasa ALLAH TA'ALLA maka naiklah Kakah Ukop ke daratan tapi adiknya tetap tinggal dalam Benawa. Nama adik Kakah Ukop adalah si USING.

Tetapi sial bagi Kakah Ukop ketika dia membatalkan niatnya untuk naik kedaratan lalu memanggil adiknya akan tetapi  yang dipanggil tidak menyahut maka menolehlah Kakah Ukop kebelakang Benawa ternyata adiknya tidak berada ditempat.

Menolehlah dia keatas, ternyata adiknya sedang bermain-main dengan orang-orang disebelah tihang-tihang. Lalu Kakah ukop mengambil tindakan untuk naik kedaratan agar dapat mengambil dan meminta adiknya.

Karena kekuasaan Yang Maha Kuasa Allah Ta’alla maka adiknya diserahkan kepada orang yang ada disebelah tihang langit tadi, ternyata adiknya sudah tidak bergerak dan bernapas.Kakah Ukop bangkit amarahnya dan mohon adiknya dikembalikannya, maka setelah diterima oleh orang dari sebelah ternyata bisa lagi bermain dan hidup seperti semula.

Maka melihat hal demikian, dipintanya lagi adiknya mengingat dia ingin kembali ke tempat semula, maka diberikan oleh orang kembali adiknya tenyata keadaan tetap seperti semula lagi atau tidak bernapas maupun bergerak, kejadian telah berulang kali maka ada selentingan suara dari dalam yang mengatakan bahwa adikmu tinggal saja dengan kami, dan ambillah barang ini sebagai pengganti jiwa adikmu.

Maka Kakah Ukop lama berpikir, dibawa adiknya tapi tetap tidak berdaya, jadi keputusannya diambilnya barang berupa peti besi segi empat itu dan adiknya diberikan kepada mereka.

Setelah peti besi itu diterima oleh Kakah Ukop, berpesanlah orang dari sebelah dan mengatakan kepada dia, peti ini jangan dibuka olehmu sebelum sampai ke tempatmu.Dengan perasaan sangat cemas Kakah Ukop kembali dengan alat-alat yang dibawanya, disertai tanda tanya memenuhi pikirannya, apa yang sebenarnya didalam peti besi ini.

Lama-kelamaan sampailah dia pada daratan, entah dimana Kakah Ukop masih belum mengetahui dengan jelas, bangkitlah dia dengan membawa peti besi itu beserta gong. Dalam keadaan yang sangat letih, beristirahatlah dia untuk melepas lelah lalu teringatlah dia akan peti besi itu tetapi lupa akan isi pesan dari orang yang memberikannya, karena menurut perasaan Kakah Ukop, dia telah sampai ke tempat asalnya maka peti besi itu dibuka ternyata keluarlah berduyun-duyun bercorak ragam manusia dari dalamnya. Dia meneliti tempat itu ternyata masih belum sampai pada tempat asalnya. Langsung peti itu ditutup kembali dan meneruskan perjalanan menuju daerah Pasir Kenilo. Nama tempat dimana Kakah Ukop membuka peti itu adalah KAYUN TANGI.

Setelah sampai di daerah Pasir Kenilo, dicobanya membuka peti besi itu tetapi tidak dapat dibuka sama sekali. Karena usaha membuka peti besi itu tidak berhasil maka Kakah Ukop menyumpah, yang isi sumpahnya dikatakan bahwa orang dari daerah Kayun Tangi boleh berusaha atau bermata pencaharian di daerah Pasir Kenilo tapi tidak boleh membawa pulang hasilnya yang artinya habis dimakan ditempat berusaha itu sendiri sebab daerah Kayun Tangi sudah cukup banyak orangnya.

Pada akhirnya Kakah Ukop menjadi raja di daerah Pasir Kenilo, kemudian Kakah Ukop menanam kayu di gunung. Antara pohon kayu itu ternyata hanya ada satu pohon. Sehingga kayu tersebut menjadi dua warna daunnya, yang sebelah agak kecil daunnya dan yang sebelah daunnya agak besar.

Demikian sejarahnya orang yang berusaha ke daerah Samarinda tidak menjadi berhasil dengan utuh.

Itulah sejarah dan kisahnya, tamatlah riwayat Kakah Ukop.

Baca Juga :
-    Cerita Sejarah Dayak Lawangan Part I

“SEJARAH SEBELUM ADANYA LANGIT DAN BUMI”
-    Cerita Sejarah Dayak Lawangan Part II
SENTUME DIAN NA'AN MERENSIA = SEJARAH ASAL MULA MANUSIA
-    Cerita Sejarah Dayak Lawangan Part III
ORANG LAWANGAN PADA ZAMAN NABI NUH
-    Cerita Sejarah Dayak Lawangan Part IV
SEJARAH KEPERCAYAAN KEHARINGAN LUANGAN
-    Cerita Sejarah Dayak Lawangan Part V
 “SEJARAH AYUS, INTONG, TIA PELULE
-    Cerita Sejarah Dayak Lawangan Part VI
SEJARAH BERITUN TUNJUNG, MUDA LAYUNG MUDA DAHUR, MUDA LAYANG

Sumber : bahasamaanyan.blogspot.co.id

0 Response to "Cerita Sejarah Dayak Lawangan Part IV “SEJARAH KEPERCAYAAN KEHARINGAN LUANGAN”"

Post a Comment

Bagaimana Pendapat Anda?