AAA – Tabe matakam katuluh, untuk info sejarah kali ini kita ambil dari desa serapat yaitu sejarah Watu Balai atau Batu Keramat.
Batu Keramat (Watu Balai) terletek di tikungan sesudah jembatan di Desa Sarapat sebelah kiri dan skitar masuk kedalam 10 meter dari permukaan aspal.
Dalam artikel ini kami dari Sangkay City Blog’s melakukan sebuah explore ke desa sarapat, kec. Dusun Timur, Kab. Barito Timur. Tempat yang kami datangi adalah Watu Balai atau Batu Keramat.
Baca juga : Sejarah Desa Sarapat
Watu Balai atau Batu Keramat ini sebenarnya Batu krikil keras yang ukuran nya sekitar 32 Cm bulat nya sekira sebesar batako, Menurut cerita rakyat sekitar batu ini pada jaman dulu sebelum mereka dulu pergi hendak berperang mengusir penjajah mereka harus mengasaah senjata mereka sendiri di Batu Keramat ini.
Watu balai atau batu keramat juga ada yang bilang sebagai batas ketinggian air sungai desa sarapat bila air banjir waktu dulu. Watu balai ini berjarak sekitar 100 meter dari sungai sarapat.
Pada tahun 2015 ada acara diDesa Sarapat yang mengudang para tokoh – tokoh orang Dayak Bartim dan datang dari desa – desa yang ada di Bartim .
Acara ini membahas tentang rencana pemindahan watu balai ke lewu balai adat yang berada di tengah desa sarapat. Dalam acara ini melibat kan para wadian – wadian yang ada di bartim.
Tetapi sebelum terlaksananya kegiatan pemindahan watu balai, ada seorang tokoh adat dari desa Sarapat (Ebaraya) yang bernama Kakah Ola atau yang lebih dikenal dengan nama Bapak Yapan. Kakah Ola mendapat sebuah mimpi tentang gambaran bila Watu Balai tersebut di pindahkan maka akan terjadi Rume (Kiamat) di desa Sarapat.
Tetapi pada saat perencanaan pemindahan watu balai tersebut terjadi pro dan kontra antara tokoh tokoh adat yang ada pada saat perencanaan tersebut, jadi setelah musyawarah selesai, keputusan bahwa watu balai tidak jadi di pindahkan.
Jadi dalam masalah ini kami sebagai blogger menyarankan untuk sebuah hal yang sebaliknya yaitu rumah adat atau balai desa yang harusnya dipindahkan menuju tempat watu balai tersebut.
Baca juga : Janah Munsit dan Stay BBM
Demikian tulisan dan info dari kami tentang watu balai yang juga menjadi sejarah desa sarapat dan dayak maanyan. Trima kasih telah membaca artikel kami. Tabe.
Batu Keramat (Watu Balai) terletek di tikungan sesudah jembatan di Desa Sarapat sebelah kiri dan skitar masuk kedalam 10 meter dari permukaan aspal.
Baca juga : Sejarah Desa Sarapat
Watu Balai atau Batu Keramat ini sebenarnya Batu krikil keras yang ukuran nya sekitar 32 Cm bulat nya sekira sebesar batako, Menurut cerita rakyat sekitar batu ini pada jaman dulu sebelum mereka dulu pergi hendak berperang mengusir penjajah mereka harus mengasaah senjata mereka sendiri di Batu Keramat ini.
Watu balai atau batu keramat juga ada yang bilang sebagai batas ketinggian air sungai desa sarapat bila air banjir waktu dulu. Watu balai ini berjarak sekitar 100 meter dari sungai sarapat.
Pada tahun 2015 ada acara diDesa Sarapat yang mengudang para tokoh – tokoh orang Dayak Bartim dan datang dari desa – desa yang ada di Bartim .
Acara ini membahas tentang rencana pemindahan watu balai ke lewu balai adat yang berada di tengah desa sarapat. Dalam acara ini melibat kan para wadian – wadian yang ada di bartim.
Tetapi sebelum terlaksananya kegiatan pemindahan watu balai, ada seorang tokoh adat dari desa Sarapat (Ebaraya) yang bernama Kakah Ola atau yang lebih dikenal dengan nama Bapak Yapan. Kakah Ola mendapat sebuah mimpi tentang gambaran bila Watu Balai tersebut di pindahkan maka akan terjadi Rume (Kiamat) di desa Sarapat.
Tetapi pada saat perencanaan pemindahan watu balai tersebut terjadi pro dan kontra antara tokoh tokoh adat yang ada pada saat perencanaan tersebut, jadi setelah musyawarah selesai, keputusan bahwa watu balai tidak jadi di pindahkan.
Jadi dalam masalah ini kami sebagai blogger menyarankan untuk sebuah hal yang sebaliknya yaitu rumah adat atau balai desa yang harusnya dipindahkan menuju tempat watu balai tersebut.
Baca juga : Janah Munsit dan Stay BBM
Demikian tulisan dan info dari kami tentang watu balai yang juga menjadi sejarah desa sarapat dan dayak maanyan. Trima kasih telah membaca artikel kami. Tabe.
0 Response to "Watu Balai di Desa Sarapat"
Post a Comment
Bagaimana Pendapat Anda?