AAA – Ada 4 program yang dilakuan oleh Yayasan BOS di Borneo, salah satunya adalah Nyaru Menteng. Program Reintroduksi Orangutan ini terletak di Arboretum Nyaru Menteng Kota Palangkaraya, Provinsi Kalimantan Tengah, Indonesia (km 28 tjilik riwut)
Program Reintroduksi Orangutan Kalimantan Tengah di Nyaru Menteng didirikan pada tahun 1998 oleh Lone Drøscher Nielsen. Awalnya Lone Drøscher Nielsen mencari saran Dr Smits tentang kemungkinan untuk menciptakan sebuah proyek baru di Kalimantan Tengah untuk mengatasi jumlah orangutan yatim piatu yang membengkak.
Dr Smits setuju untuk membantu dan, dengan dukungan finansial dari Yayasan Gibbon dan BOS Indonesia. Lone Drøscher Nielsen dapat membangun fasilitas tersebut di bawah kesepakatan dengan Menteri Kehutanan Indonesia, dan Nyaru Menteng secara resmi membuka pintunya untuk umum pada selusin orangutan pertama di tahun 1999
Program Nyaru Menteng ini khusus untuk menyediakan perawatan dan rehabilitasi bagi orangutan yang terusir dari habitatnya atau kehilangan induknya akibat kegiatan pembangunan manusia. Program Nyaru Menteng memberikan orangutan translokasi, perawatan dan pelayanan kesehatan, rehabilitasi, dan reintroduksi.
Tempat suci ini dirancang untuk menampung hingga 100 orangutan yatim piatu saat mereka menjalani rehabilitasi. Selain kandang karantina, klinik medis, dan pembibitan, tempat perlindungan tersebut memiliki area hutan yang luas dimana orangutan dapat mempelajari keterampilan yang dibutuhkan untuk hidup di alam liar.
Nyaru Menteng dengan cepat menjadi proyek penyelamatan primata terbesar di dunia, dengan hampir 700 orangutan yatim dan orangutan terlantar dalam perawatannya saat ini.
Penyelamatan dan Translokasi Orangutan
Orangutan yang telah terusir dari habitat alami mereka akibat kegiatan pembangunan manusia telah kehilangan habitat mereka yang luas, sehingga mereka terpaksa menjelajah jauh untuk mencari makanan. Seringkali mereka masuk ke perkebunan kelapa sawit atau kebun warga karena mereka tidak memiliki alternatif lain. Bersama dengan Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah, kami berhasil menyelamatkan orangutan dari situasi seperti ini. Jika mereka sehat, kami segera dapat melepaskan mereka ke habitat alami mereka yang aman. Praktek ini dikenal dengan istilah translokasi. Jika orangutan mengalami cedera atau sakit, kami menyediakan perawatan kesehatan untuk memastikan mereka pulih untuk kemudian ditranslokasi atau mengikuti program reintroduksi ke depannya.
Rehabilitasi dan Reintroduksi Orangutan
Yayasan BOS mengelola dua program reintroduksi, yaitu Nyaru Menteng di Kalimantan Tengah dan Samboja Lestari di Kalimantan Timur. Kedua program ini fokus pada kegiatan rehabilitasi dan reintroduksi, sejalan dengan kebijakan nasional serta pedoman dan kriteria internasional (IUCN). Ketika bayi orangutan dipisahkan dari ibunya, mereka kehilangan seluruh waktu pembelajaran sejak dini. Oleh karena itu, tujuan rehabilitasi adalah untuk membekali orangutan yang kehilangan induknya dengan keterampilan yang mereka butuhkan untuk bertahan hidup setelah mereka cukup umur untuk dilepasliarkan kembali ke hutan.
PROSES REHABILITASI
Perawatan Kesehatan dan Karantina
Setiap orangutan yang tiba di salah satu program reintroduksi kami harus melalui prosedur karantina dan pemeriksaan kesehatan rutin (fisik dan psikologis). Hal ini sangat penting karena orangutan yang diselamatkan kemungkinan besar telah tertular penyakit dari manusia yang biasanya tidak ditemukan di alam liar.
Rehabilitasi
Sebagian besar orangutan yang masuk ke fasilitas kami berusia masih sangat muda, sehingga membutuhkan rekan sesama orangutan untuk berinteraksi dan mendapatkan pembelajaran harian tentang bertahan hidup hutan. Selama rehabilitasi, orangutan diajarkan dan dibimbing untuk membangun sarang, memilih pakan alami yang tepat dan mengenali predator alami mereka. Proses ini dimulai di ‘Sekolah Bayi’ dan berlangsung melalui berbagai tingkat di ‘Sekolah Hutan’, di mana setiap hari dihabiskan di hutan untuk belajar keterampilan baru. Keterampilan yang diperoleh setiap individu akan dinilai sebelum mereka boleh naik ke tingkat selanjutnya. Orangutan yang semakin berkembang kemampuannya akan menempati salah satu dari pulau pra-pelepasliaran, yang merupakan hutan singgah untuk menuju tahap akhir rehabilitasi. Tergantung pada usia dan keterampilan yang dimiliki masing-masing orangutan, rehabilitasi bisa memakan waktu hingga 7 tahun.
Reintroduksi
Tujuan utama kami adalah untuk memperkenalkan kembali orangutan ke habitat alami mereka yang aman untuk membangun populasi baru yang layak dan bersifat jangka panjang untuk meningkatkan konservasi spesies di alam liar. Areal hutan yang telah kami jamin untuk program reintroduksi kami di Kalimantan Tengah, telah dilengkapi kamp, peralatan dan personil terlatih untuk memastikan bahwa Program Monitoring Orangutan kami di lapangan mampu untuk terus memantau setiap adaptasi orangutan ke habitat alami mereka. Kegiatan ini membutuhkan banyak perencanaan dan dukungan logistik yang sangat besar dalam pelaksanaannya. Anda dapat mendukung Program Pelepasliaran Orangutan kami melalui donasi.
Suaka Jangka Panjang
Sangat memprihatinkan karena beberapa orangutan kami tidak dapat kembali ke alam liar karena menderita sakit atau cedera. Tim kami berdedikasi untuk terus merawat dan memberikan perawatan kesehatan bagi orangutan yang membutuhkannya sepanjang hidup mereka. Orangutan dapat hidup selama 50 tahun di pusat rehabilitasi dan kami memastikan bahwa kami akan terus menyediakan bagi mereka perawatan jangka panjang dan perlindungan maksimal.
Refrensi : website BOS Foundation
Program Reintroduksi Orangutan Kalimantan Tengah di Nyaru Menteng didirikan pada tahun 1998 oleh Lone Drøscher Nielsen. Awalnya Lone Drøscher Nielsen mencari saran Dr Smits tentang kemungkinan untuk menciptakan sebuah proyek baru di Kalimantan Tengah untuk mengatasi jumlah orangutan yatim piatu yang membengkak.
Dr Smits setuju untuk membantu dan, dengan dukungan finansial dari Yayasan Gibbon dan BOS Indonesia. Lone Drøscher Nielsen dapat membangun fasilitas tersebut di bawah kesepakatan dengan Menteri Kehutanan Indonesia, dan Nyaru Menteng secara resmi membuka pintunya untuk umum pada selusin orangutan pertama di tahun 1999
Program Nyaru Menteng ini khusus untuk menyediakan perawatan dan rehabilitasi bagi orangutan yang terusir dari habitatnya atau kehilangan induknya akibat kegiatan pembangunan manusia. Program Nyaru Menteng memberikan orangutan translokasi, perawatan dan pelayanan kesehatan, rehabilitasi, dan reintroduksi.
Tempat suci ini dirancang untuk menampung hingga 100 orangutan yatim piatu saat mereka menjalani rehabilitasi. Selain kandang karantina, klinik medis, dan pembibitan, tempat perlindungan tersebut memiliki area hutan yang luas dimana orangutan dapat mempelajari keterampilan yang dibutuhkan untuk hidup di alam liar.
Nyaru Menteng dengan cepat menjadi proyek penyelamatan primata terbesar di dunia, dengan hampir 700 orangutan yatim dan orangutan terlantar dalam perawatannya saat ini.
Penyelamatan dan Translokasi Orangutan
Orangutan yang telah terusir dari habitat alami mereka akibat kegiatan pembangunan manusia telah kehilangan habitat mereka yang luas, sehingga mereka terpaksa menjelajah jauh untuk mencari makanan. Seringkali mereka masuk ke perkebunan kelapa sawit atau kebun warga karena mereka tidak memiliki alternatif lain. Bersama dengan Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah, kami berhasil menyelamatkan orangutan dari situasi seperti ini. Jika mereka sehat, kami segera dapat melepaskan mereka ke habitat alami mereka yang aman. Praktek ini dikenal dengan istilah translokasi. Jika orangutan mengalami cedera atau sakit, kami menyediakan perawatan kesehatan untuk memastikan mereka pulih untuk kemudian ditranslokasi atau mengikuti program reintroduksi ke depannya.
Rehabilitasi dan Reintroduksi Orangutan
Yayasan BOS mengelola dua program reintroduksi, yaitu Nyaru Menteng di Kalimantan Tengah dan Samboja Lestari di Kalimantan Timur. Kedua program ini fokus pada kegiatan rehabilitasi dan reintroduksi, sejalan dengan kebijakan nasional serta pedoman dan kriteria internasional (IUCN). Ketika bayi orangutan dipisahkan dari ibunya, mereka kehilangan seluruh waktu pembelajaran sejak dini. Oleh karena itu, tujuan rehabilitasi adalah untuk membekali orangutan yang kehilangan induknya dengan keterampilan yang mereka butuhkan untuk bertahan hidup setelah mereka cukup umur untuk dilepasliarkan kembali ke hutan.
PROSES REHABILITASI
Perawatan Kesehatan dan Karantina
Setiap orangutan yang tiba di salah satu program reintroduksi kami harus melalui prosedur karantina dan pemeriksaan kesehatan rutin (fisik dan psikologis). Hal ini sangat penting karena orangutan yang diselamatkan kemungkinan besar telah tertular penyakit dari manusia yang biasanya tidak ditemukan di alam liar.
Rehabilitasi
Sebagian besar orangutan yang masuk ke fasilitas kami berusia masih sangat muda, sehingga membutuhkan rekan sesama orangutan untuk berinteraksi dan mendapatkan pembelajaran harian tentang bertahan hidup hutan. Selama rehabilitasi, orangutan diajarkan dan dibimbing untuk membangun sarang, memilih pakan alami yang tepat dan mengenali predator alami mereka. Proses ini dimulai di ‘Sekolah Bayi’ dan berlangsung melalui berbagai tingkat di ‘Sekolah Hutan’, di mana setiap hari dihabiskan di hutan untuk belajar keterampilan baru. Keterampilan yang diperoleh setiap individu akan dinilai sebelum mereka boleh naik ke tingkat selanjutnya. Orangutan yang semakin berkembang kemampuannya akan menempati salah satu dari pulau pra-pelepasliaran, yang merupakan hutan singgah untuk menuju tahap akhir rehabilitasi. Tergantung pada usia dan keterampilan yang dimiliki masing-masing orangutan, rehabilitasi bisa memakan waktu hingga 7 tahun.
Reintroduksi
Tujuan utama kami adalah untuk memperkenalkan kembali orangutan ke habitat alami mereka yang aman untuk membangun populasi baru yang layak dan bersifat jangka panjang untuk meningkatkan konservasi spesies di alam liar. Areal hutan yang telah kami jamin untuk program reintroduksi kami di Kalimantan Tengah, telah dilengkapi kamp, peralatan dan personil terlatih untuk memastikan bahwa Program Monitoring Orangutan kami di lapangan mampu untuk terus memantau setiap adaptasi orangutan ke habitat alami mereka. Kegiatan ini membutuhkan banyak perencanaan dan dukungan logistik yang sangat besar dalam pelaksanaannya. Anda dapat mendukung Program Pelepasliaran Orangutan kami melalui donasi.
Suaka Jangka Panjang
Sangat memprihatinkan karena beberapa orangutan kami tidak dapat kembali ke alam liar karena menderita sakit atau cedera. Tim kami berdedikasi untuk terus merawat dan memberikan perawatan kesehatan bagi orangutan yang membutuhkannya sepanjang hidup mereka. Orangutan dapat hidup selama 50 tahun di pusat rehabilitasi dan kami memastikan bahwa kami akan terus menyediakan bagi mereka perawatan jangka panjang dan perlindungan maksimal.
Refrensi : website BOS Foundation
0 Response to "Nyaru Menteng, Program Reintroduksi Orangutan BOS Foundation di Kalimantan Tengah "
Post a Comment
Bagaimana Pendapat Anda?