AAA – Barito Timur, tepatnya di desa Jaar, Kec. Dusun Timur. Terdapat objek wisata lagenda / ziarah makam putri dari kerajaan Banjar, yaitu putri Mayang Sari. Berbicara tentang objek wisata di tanah dayak, kali ini saya akan memperkenalkan objek wisata tersebut.
Putri Mayang Sari adalah salah satu sejarah suku dayak maanyan, dalam artikel sebelumnya saya pernah menulis sejarah putri mayang. Putri Mayang Sari adalah Pemimpin Dayak Maanyan yang meneruskan kepemimpinan Uria Lan'na. Putri Mayang Sari berkedudukan di Jaar-Sangarwasi, Kabupaten Barito Timur. Puteri Mayangsari puteri dari Raja Banjar Islam yang pertama (Sultan Suriansyah) dari isteri keduanya Norhayati yang berdarah Dayak, cucu Labai Lamiah tokoh Islam Dayak Maanyan. Walau Mayang Sari beragama Islam, dalam memimpin sangat kental dengan adat Dayak, senang turun lapangan mengunjungi perkampungan Dayak dan sangat memperhatikan keadilmakmuran masyarakat Dayak di masanya. Itu sebabnya ia sangat dihormati dan makamnya diabadikan dalam Rumah Adat Banjar di Jaar, kabupaten Barito Timur (Marko Mahin, 2005)
(baca : Sejarah Putri Mayang Sari di Jaar Sangarasi)
“Putri Mayang Sari Menurut sejarah lisan orang Dayak Ma’anyan, Mayang Sari yang adalah putri Sultan Suriansyah yang bergelar Panembahan Batu Habang dari istri keduanya, Noorhayati. Putri Mayang Sari dilahirkan di Keraton Peristirahatan Kayu Tangi pada 13 Juni 1585, yang dalam penanggalan Dayak Ma’anyan disebut Wulan Kasawalas Paras Kajang Mammai. Sedangkan Noorhayati sendiri, menurut tradisi lisan orang Dayak Ma’anyan adalah perempuan Ma’anyan cucu dari Labai Lamiah, tokoh mubaligh Suku Dayak Ma’anyan.”
Dalam perjalanan saya kali ini bersama sahabat saya yang sama sebagai penulis di blog ini, kami sempatkan bersantai sambil mengambir beberapa fhoto tentang objek wisata yang ada di desa Jaar, jika anda melewati desa Jaar anda tidak bisa melihat lansung gerbang menuju makam putri Mayang karena letaknya masuk ke dalam sebuah jalan Sekolah Dasar, nah.. di belakang SD tersebut tempat objek wisata putri Mayang, sekitar 200 meter dari jalan raya.
Setelah anda masuk ke objek wisata tersebut anda bisa melihat banyak pohon durian yang tumbuh tinggi serta pohan pisang yang di tanam oleh penjaga makam, di makam ini juga terdapat makam Uria Mapas Negara sebagi suami dari putri mayang. Tidak jauh dari makam putri mayang tersebut terdapat sungai yang menurut legenda nya menjadi tempat mandi putri mayang, nama sungai ini adalah Lubuk Kajang.
Tempat ini banyak di kunjungi oleh peziarah – peziarah dari kab. Barito timur, maupun dari luar barito timur. Ada yang sekedar untuk berwisata, ada juga yang memiliki hajat dengan membawa persembahan – persembahan seperti ayam, sapi maupun dupa – dupa agar keinginan nya terkabul maupun yang sudah terkabul.
Demikian informasi yang dapat saya berikan dalam perjalanan saya menuju objek wisata makam putri mayang sari. Trima kasih
Putri Mayang Sari adalah salah satu sejarah suku dayak maanyan, dalam artikel sebelumnya saya pernah menulis sejarah putri mayang. Putri Mayang Sari adalah Pemimpin Dayak Maanyan yang meneruskan kepemimpinan Uria Lan'na. Putri Mayang Sari berkedudukan di Jaar-Sangarwasi, Kabupaten Barito Timur. Puteri Mayangsari puteri dari Raja Banjar Islam yang pertama (Sultan Suriansyah) dari isteri keduanya Norhayati yang berdarah Dayak, cucu Labai Lamiah tokoh Islam Dayak Maanyan. Walau Mayang Sari beragama Islam, dalam memimpin sangat kental dengan adat Dayak, senang turun lapangan mengunjungi perkampungan Dayak dan sangat memperhatikan keadilmakmuran masyarakat Dayak di masanya. Itu sebabnya ia sangat dihormati dan makamnya diabadikan dalam Rumah Adat Banjar di Jaar, kabupaten Barito Timur (Marko Mahin, 2005)
(baca : Sejarah Putri Mayang Sari di Jaar Sangarasi)
“Putri Mayang Sari Menurut sejarah lisan orang Dayak Ma’anyan, Mayang Sari yang adalah putri Sultan Suriansyah yang bergelar Panembahan Batu Habang dari istri keduanya, Noorhayati. Putri Mayang Sari dilahirkan di Keraton Peristirahatan Kayu Tangi pada 13 Juni 1585, yang dalam penanggalan Dayak Ma’anyan disebut Wulan Kasawalas Paras Kajang Mammai. Sedangkan Noorhayati sendiri, menurut tradisi lisan orang Dayak Ma’anyan adalah perempuan Ma’anyan cucu dari Labai Lamiah, tokoh mubaligh Suku Dayak Ma’anyan.”
Dalam perjalanan saya kali ini bersama sahabat saya yang sama sebagai penulis di blog ini, kami sempatkan bersantai sambil mengambir beberapa fhoto tentang objek wisata yang ada di desa Jaar, jika anda melewati desa Jaar anda tidak bisa melihat lansung gerbang menuju makam putri Mayang karena letaknya masuk ke dalam sebuah jalan Sekolah Dasar, nah.. di belakang SD tersebut tempat objek wisata putri Mayang, sekitar 200 meter dari jalan raya.
Setelah anda masuk ke objek wisata tersebut anda bisa melihat banyak pohon durian yang tumbuh tinggi serta pohan pisang yang di tanam oleh penjaga makam, di makam ini juga terdapat makam Uria Mapas Negara sebagi suami dari putri mayang. Tidak jauh dari makam putri mayang tersebut terdapat sungai yang menurut legenda nya menjadi tempat mandi putri mayang, nama sungai ini adalah Lubuk Kajang.
Tempat ini banyak di kunjungi oleh peziarah – peziarah dari kab. Barito timur, maupun dari luar barito timur. Ada yang sekedar untuk berwisata, ada juga yang memiliki hajat dengan membawa persembahan – persembahan seperti ayam, sapi maupun dupa – dupa agar keinginan nya terkabul maupun yang sudah terkabul.
Demikian informasi yang dapat saya berikan dalam perjalanan saya menuju objek wisata makam putri mayang sari. Trima kasih
Mantapp
ReplyDeletetrima kasih, :>)
Delete